welcome

Rabu, 03 Juli 2013

Tradisi Menyambut Bulan Ramadhan

Berbagai macam cara dilakukan oleh umat Muslim di Indonesia untuk menyambut datangnya bulan suci Ramadhan. Berbagai macam ritual dan tradisi Ramadhan unik pun dilakukan. Diantaranya mandi untuk mensucikan diri, menziarahi makam kerabat serta leluhur sampai tradisi memukul bedug. Namun ternyata bukan hanya Indonesia yang memiliki tradisi menyambut datangnya bulan puasa, beberapa negara lainnya juga memiliki tradisi unik yang hanya berlangsung saat Ramadhan akan tiba.

Jepang

[Image: Japanese+Moslem.jpg]

Dalam menyambut datangnya bulan puasa, umat Muslim Jepang akan saling berbagi kebahagiaan dengan saudaranya sesama Muslim. Islamic Centre Jepang misalnya, telah membentuk semacam panitia Ramadhan yang bertugas menyusun kegiatan selama bulan puasa, mulai dari dialog keagamaan, majelis taklim, shalat tarawih berjamaah, penerbitan buku-buku keislaman dan segala hal yang terkait dengan pelaksanaan ibadah puasa. Panitia juga menerbitkan jadwal puasa dan mendistribusikannya ke rumah-rumah keluarga Muslim maupun ke Masjid-Masjid. Jadwal puasa ini juga dibagikan ke restoran-restoran halal di seantero Jepang. Panitia ini mulai bekerja ketika telah muncul hilal dan berakhir pada saat Idul Fitri. Jika tidak nampak hilal tanda awal puasa dimulai, maka panitia mengikuti ketetapan hilal Malaysia, negara Muslim terdekat.

Ponakan Kecilku


Kali ini saya share foto ponakan

Haaaaaai namaku Humaira Elmarcha Ashalia. Aku lahir pada tanggal 13 Mei 2013. Umurku baru 3 bulan lebih. Aku udah bisa tengkurep loh... 
ini foto-fotoku lagi pakai kerudung..
 



Foto
Foto: Marchaaaa
Foto








Mengapa Kasus Bank Century Sulit Dibongkar




Anda tentu masih begitu ingat dengan kasus Bank Century yang mulai terkuak pada 2008. Bergulirnya kasus Bank Century berawal dari berhembusnya kabar dana suntikan Negara yang mencapai jumlah fantastis, yaitu 6,7 triliun rupiah. Kabar dana bail out Bank Century yang mencapai angka triliunan itu tentu membuat kuping rakyat memanas.
Kasus Bank Century dimulai dengan jatuhnya bank ini akibat penyalahgunaan dana nasabah yang digerakkan oleh pemilik Bank Century beserta keluarganya. Mencuatnya kasus Bank Century menjadi sangat menarik ketika mengetahui kelanjutan jatuhnya bank ini. Tidak salah lagi, respon pemerintah begitu luar biasa hingga bersedia melakukan bail out melalui pengucuran dana triliunan rupiah.

Mengapa Kasus Korupsi Sulit Diberantas


Indonesia menjadi salah satu negara terkorup, dengan banyaknya koruptor yang merusak tatanan dan moral bangsa. Semua masyarakat menginginkan praktek korupsi bisa diberantas habis sampai ke akar-akarnya dari bumi pertiwi yang tercinta ini. Namun sejauh ini kenapa upaya pemberantasan korupsi sangat sulit dicapai, pasti selalu ada saja pihak yang merasa dirugikan dengan adanya upaya pemberantasan korupsi, siapa mereka tentunya mereka adalah pihak-pihak yang selama ini diuntungkan oleh praktek korupsi. Korupsi telah merugikan banyak pihak terutama rakyat kecil.

Selasa, 02 Juli 2013

The Good Girl

Dunia perselingkuhan akhir-akhir ini semakin marak saja, seolah-olah selingkuh adalah masalah yang wajar di dunia ini. Selingkuh merupakan bagian dari pengingkaran terhadap nurani kita sendiri. Ada gejolak lain dalam hati ketika seseorang melakukan selingkuh. Ada perasaan bersalah di hati orang-orang yang berselingkuh, diakui atau tidak. Ada beban tersendiri dari orang yang melakukan selingkuh, meskipun dipermukaan tampaknya biasa-biasa saja, sejatinya di lubuk hati terdalamnya mereka ini sangat tersiksa.
Ada sebuah film yang menarik untuk dicermati terkait dengan selingkuh. Judul filmnya The Good Girl, yang dibintangi Jennifer Anilson (kalo gak salah) sebagai bintang utama dan berperan sebagai Justine. Justine adalah seorang yang mempunyai suami yang bernama Phil. Phil adalah seorang tukang cat yang lagi sibuk-sibuknya mengecat rumah mereka berdua yang dibantu oleh temennya Phil yang bernama Buba. Phil ini adalah seorang ahli dalam minum-minuman, hamper setiap harinya Phil mabuk berat bersama Buba ketika Justine pulang kerja.
Justine bekerja pada sebuah swalayan kecil Retail Rodeo dibagian kosmetik. Teman kerjanya adalah Gwen, yang telah menjadi teman dekat Justine, menjadi temen curhat, namun pada suatu hari Gwen meninggal karena habis mengkonsumsi blackberry. Konfiik cerita ini bermula ketika Justine berkenalan dengan seorang pemuda yang umurnya jauh dibawah Justine. Pemuda yang bernama Tom yang lebih senang dipanggil Holden (kalo ga salah) berumur 22 tahun sedangkan Justine sendiri berumur 30 tahun.
Justine merasa selama ini hidupnya hambar, tidak ada makna dibalik semua aktivitas kesehariannya. Dalam rutinitas yang dilakukannya tiap hari Justine merasa berada dalam rantai kejenuhan. Justine merasa kurang bebas menghadapi kehidupannya. Usia pernikahannya dengan Phil sudah dibilang lama tapi sampai saat itu mereka belum dikaruniai anak. Justine pernah melakukan tes sel telurnya dan kata dokter sel telur Justine bagus. Nah Phil juga ingin memeriksakan sel sepermanya ke dokter. Di sisi lain Justine sangat mencintai Phil suaminya, namun Justine merasa berada di dalam kandang babi, karena suaminya sangat tidak mengerti akan Justine. Bahkan cenderung tidak memperhatikan Justine. Justine juga mengungkapkan bahwa perilaku suaminya yang sering minum-minuman tersebutlah yang menurunkan kapasitas sperma Phil. Namun Phil menanggapinya dengan pertanyaan yang ngungkapin ketidak percayaan.
Demikianlah, akhirnya Justine ketemu dengan pemuda tersebut. Hari-haripun berlanjut dan akhirnya mereka berada dalam hubungan yang sangat dekat. Bahkan ketika Gwen sakit, Justine sempat mengantarnya ke RS, namun tidak jadi menemani Gwen, karena harus segera menemui Holden karena khawatir terjadi apa-apa dengan Holden. Sampai suatu ketika Gwen meninggal, maka Justine merasa sangat bersalah sekali, apalagi ketika mendapat lontaran pertanyaan dari Buba, apakah ketika Gwen meninggal Justine berada di dekat Gwen? Sungguh pertanyaan yang memukul hati kesadaran Justine.
Hari pun berlanjut bahkan hubungan Justine dan Holden pun makin erat dan makin tidak terkendali. Sampai akhirnya Buba yang diam-diam sangat mengagumi Justine mengetahui apa yang sebenarnya terjadi antara Justine dan Holden, mengancam akan cerita ke Phil tentang perselingkuhan Justine. Buba tidak akan cerita ke Phil dengan syarat, Justine mau tidur dengan Buba. Sungguh syarat yang berat menurut Justine, namun akhirnya Justine pun menyetujui syarat Buba.
Ceritapun berlanjut sampai akhirnya Holden ketahuan mencuri sejulah uang di Retail Rodeo, selain itu Holden ternyata juga mencuri senjata dan juga sejumlah uang di rumahnya sendiri. lalu kaburlah Holden tanpa diketahui kemana perginya. Polisipun datang ke swalayan kecil itu. Tak luput pula Justine dipanggil untuk dimintai keterangan, karena dianggap orang terdekat dengan Holden. Bahkan aksi Justine dan Holden pun sebenarnya diketahui oleh keamanan swalayan tersebut, karena tempat ketemuan mereka yang biasa di gudang dipasangi kamera cctv.
Ketika Justine mau pulang, Holden menemui Justine di mobil Justine. Holden mengajak Justine untuk melarikan diri, setelah Justine pikir dengan keruwetan hidup selama ini dan ditambah dengan kondisi dia yang lagi hamil dia merasa perlu untuk mengiyakan ajakan Holden. Holden pun minta untuk menemuinya di hotel sebelah Retail Rodeo saat tengah hari untuk berangkat bersama.
Malamnya ketika udah pada tidur Justine masih memikirkan apa yang akan diperbuatnya. Pagi harinya buru-buru Justine segera mengepaki pakaiannya untuk segera pergi. Sampai di persimpangan jalan antara ke Retail Rodeo atau ke hotel menemui Holden, Justine merenung dan memikirkan kedua pilihannya tersebut. Justine mempertimbangkan kedua pilihan berat tersebut. Pada akhirnya Justine memilih salah satu dari keduanya, yaitu pergi ke Retail Rodeo dan melaporkan pada atasannya bahwa Holden bersembunyi di hotel dekat Retai Rodeo tersebut.
Beberapa waktu selanjutnya pada waktu Justine pulang tersiar kabar bahwa Holden diketemukan dan sempat terjadi aksi baku tembak yang akhirnya diketemukan Holden bunuh diri. Sungguh menyayat hati Justine. Ceritapun berlanjut, akhirnya Justine memutuskan untuk tetap bersama suaminya sampai akhirnya lahirlah anak yang selama ini mereka dambakan. Tidak dijelaskan anak siapakah sebenarnya itu. pada waktu Phil memeriksakan spermanya dikatakan oleh dokter bahwa sperma Phil rusak. Namun hal tersebut dibantah Phil dan didukung oleh Justine.
Dari film tersebut hendaknya kita bisa memetik pelajaran yang sangat berharga, bahwa ketenangan hidup tidak akan mudah kita capai apabila kita malah melakukan hal yang justru itu menyalahi hati nurani kita. Dalam cerita itu Justine sebenarnya berontak dengan yang dilakukannya dengan Holden. Hatinya sangat tidak ingin mengkhianati suaminya. Namun rupanya rasa gelisah yang berkepanjangan selama ini ditambah denga sikap suaminya yang seolah-olah cuek telah mengalahkan semuanya.
Namun ternyata Justine adalah seorang yang masih kuat nuraninya, buktinya dia tidak mau untuk diajak meninggalkan suaminya untuk lari bersama Holden. Justine tetap memilih suaminya meskipun ada kekurangan dalam diri suaminya. Meskipun kekurangan dalam diri suaminya terkadang sangat menyebalkan namun Justine menyadari bahwa Phil adalah suaminya yang sah.
Marilah kita mensyukuri apa yang telah diberikan pada kita. Mari kita jaga apa yang telah menjadi milik kita. Kita semua adalah manusia, dimana masih wajar apabila mempunyai banyak kekurangan. Kekurangan-kekurangan yang ada mari kita hadapi bersama.

Perjuangan Hidup

Ada sebuah kisah yang patut menjadi renungan kita bersama bagaimana kita mensikapi hidup dan perjuangannya. Pada suatu ketika seseorang menemukan kepompong seekor kupu. Suatu hari lubang kecil muncul. Dia duduk mengamati dalam beberapa jam calon kupu-kupu itu ketika dia berjuang dengan memaksa dirinya melewati lubang kecil itu. Kemudian kupu-kupu itu berhenti membuat kemajuan. Kelihatannya dia telah berusaha semampunya dan dia tidak bisa lebih jauh lagi.
Akhirnya orang tersebut memutuskan untuk membantunya. Dia mengambil sebuah gunting dan memotong sisa kekangan dari kepompong itu. Kupu-kupu tersebut keluar dengan mudahnya. Gembira hati orang tersebut karena telah melepaskan kesulitan yang diderita oleh kupu-kupu itu. Namun, kupu-kupu tadi mempunyai tubuh gembung dan kecil, sayap-sayapnya mengkerut. Orang tersebut terus mengamatinya karena dia berharap bahwa, pada suatu saat, sayap-sayap itu akan mekar dan melebar sehingga mampu menopang tubuhnya, yang mungkin akan berkembang seiring dengan berjalannya waktu.

Kenyataannya, kupu-kupu itu menghabiskan sisa hidupnya merangkak di sekitarnya dengan tubuh gembung dan sayap-sayap yang mengkerut. Dia tidak pernah bisa terbang. Yang tidak dimengerti dari kebaikan dan ketergesaan orang tersebut adalah bahwa kepompong yang menghambat dan perjuangan yang dibutuhkan kupu-kupu untuk melewati lubang kecil adalah jalan Tuhan untuk memaksa cairan dari tubuh kupu-kupu itu ke dalam sayap-sayapnya sedemikian sehingga dia akan siap terbang begitu dia memperoleh kebebasan dari kepompong tersebut.
Dari kisah tersebut kalau kita renungi kadang-kadang yang namanya perjuangan adalah suatu yang kita perlukan dalam hidup kita. Jika Tuhan membiarkan kita hidup tanpa hambatan dan perjuangan, itu mungkin justru akan melumpuhkan kita. Kita mungkin tidak sekuat yang semestinya yang dibutuhkan untuk menopang cita-cita dan harapan yang kita mintakan. Kita mungkin tidak akan pernah dapat “Terbang“. Sesungguhnya Tuhan itu Maha Pengasih dan maha Penyayang.
Ada ungkapan bijak lainnya dari pujangga terdahulu
Kita memohon Kekuatan…
Dan Tuhan memberi kita kesulitan-kesulitan untuk membuat kita tegar.

Kita memohon kebijakan…
Dan Tuhan memberi kita berbagai persoalan Hidup untuk diselesaikan agar kita bertambah bijaksana.
Kita memohon kemakmuran…
Dan Tuhan memberi kita Otak dan Tenaga untuk dipergunakan sepenuhnya dalam mencapai kemakmuran.
Kita memohon Keteguhan Hati…
Dan Tuhan memberi Bencana dan Bahaya untuk diatasi.
Kita memohon Cinta…
Dan Tuhan memberi kita orang-orang bermasalah untuk diselamatkan dan dicintai.
Kita Memohon kemurahan/kebaikan hati…
Dan Tuhan memberi kita kesempatan-kesempatan yang silih berganti.

Begitulah cara Tuhan membimbing Kita. Apakah jika saya tidak memperoleh yang saya inginkan, berarti bahwa saya tidak mendapatkan segala yang saya butuhkan? Kadang Tuhan tidak memberikan yang kita minta, tapi dengan pasti Tuhan memberikan yang terbaik untuk kita, kebanyakan kita tidak mengerti mengenal, bahkan tidak mau menerima rencana Tuhan, padahal justru itulah yang terbaik untuk kita.
Tetaplah berjuang…berusaha…dan berserah diri…
Jika itu yang terbaik maka pasti Tuhan akan memberikannya untuk kita.
Bersyukurlah karena kamu belum memiliki segala sesuatu yang kamu inginkan,
seandainya sudah, apalagi yang harus diinginkan.
Bersyukurlah apabila kamu tidak tahu sesuatu,
karena itu memberimu kesempatan untuk belajar.
Bersyukurlah untuk masa-masa sulit,
karena di masa itulah kamu tumbuh.
Bersyukurlah untuk keterbatasanmu,
karena itu memberimu kesempatan untuk berkembang.
Bersyukurlah untuk setiap tantangan baru,
karena itu akan membangun kekuatan dan karaktermu.

Hidup adalah perjuangan, di sanalah kita juga butuh pengorbanan.

Siapa Bilang Pria Tidak Bisa Menangis

Siapa bilang pria tak bisa banyak menangis..?
Tahukah engkau, kaum pria sesungguhnya jauh lebih sering “menangis”
Namun mereka menyembunyikan tangisnya di dalam kekuatan akalnya,
Itulah mengapa Tuhan menyebutkan pada pria terdapat dua kali lipat akal seorang wanita,Dan itulah sebabnya mengapa tiada yang kau lihat melainkan ketegarannya.
Pria menangis karena tanggung jawabnya di hadapan Tuhannya,
Ia menjadi tonggak penyangga rumah tangga,
Menjadi pengawal Tuhan bagi Ibu, saudara perempuan, istri dan anak-anaknya.
Maka tangisnya tak pernah nampak di bening matanya,
Tangis pria adalah pada keringat yang bercucuran demi menafkahi keluarganya.
Tak bisa kau lihat tangisnya pada keluh kesah di lisannya,
Pria “menangis” dalam letih dan lelahnya menjaga keluarganya dari kelaparan.
Tak dapat kau dengar tangisnya pada omelan-omelan di bibirnya,
Pria “menangis” dalam tegak dan teguhnya dalam melindungi keluarganya dari terik matahari, deras hujan dan dinginnnya angin malam.
Tak nampak tangisnya pada peristiwa-peristiwa kecil dan sepele,
Pria “menangis” dalam kemarahannya jika kehormatan diri dan keluarganya digugat.
Pria “menangis” dengan sigap bangunnya di kegelapan dini hari,
Pria “menangis” dengan bercucuran peluhnya dalam menjemput rezeky,
Pria “menangis” dengan menjaga dan melindungi orang tua, anak dan istri,
Pria “menangis” dengan tenaga dan darahnya menjadi garda bagi agamanya,
Namun…Pria pun sungguh-sungguh menangis dengan air matanya,
di kesendiriannya menyadari tanggung jawabnya yang besar di hadapan Tuhannya,
Sungguh tiada yang pantas mendampingi pria berharga seperti itu melainkan wanita mulia yang memahami nilainya.
Indah jalan menuju Tuhan jika wanita shalehah yang menjadi teman.
Pandanglah Ayah …..
Pandanglah Suami …..
Sesungguhnya syurga Allah di dalam keridha’an mereka

Ingat Mati Tapi Lupa Diri



Dalam sebuah hadist Qudsi yang cukup panjang, menggelitik hati kita. Alangkah baiknya jika kita simak:
Aku (Allah) heran terhadap orang yang yakin akan datangnya kematian tetapi ia masih membanggakan diri ?
Aku heran terhadap orang yang yakin dengan hari perhitungan (hisab), kenapa ia masih sibuk menimbun harta benda?
Aku heran terhadap orang yang yakin akan masuk pintu kubur, kenapa mereka masih tertawa terbahak bahak?
Aku heran terhadap orang yang yakin terhadap hari akhirat, kenapa mereka masih bersenang senang dan lalai tidak beramal?

Aku heran terhadap orang yang yakin akan lenyapnya dunia ini, kenapa dia masih menambatkan hati kepadanya?
Aku heran terhadap orang alim yang pintar bicara tetapi bodoh dalam paham pengertian.
Aku heran terhadap orang yang sibuk menyelidiki aib orang lain, tetapi lupa cacat/cela dirinya sendiri.
Aku heran terhadap orang yang tahu bahwa Allah memperhatikan tingkah lakunya, mengapa ia masih durhaka kepada Allah?
Aku heran terhadap orang yang mengerti bahwa ia akan mati sendirian dan masuk kubur sendirian, kenapa ia masih asyik bersenda gurau dengan orang banyak?
Tidak ada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah, Muhammad itu benar benar hamba Ku dan rasulKu
Diakui atau tidak, banyak orang yang tidak sempat mengadakan perenungan. Dengan kesibukan yang padat, rasanya sulit mencari waktu yang tepat untuk berpikir mendalam. Hari hari hanya diisi dengan kerja dan kerja. Seakan semua waktu dalam hidup ini habis sekadar untuk mencari nafkah. Kesibukan seperti ini sudah menjadi ciri atau malah menjadi bagian dari kehidupan modern.
Malam hari yang semestinya waktu paling cocok untuk melakukan perenungan ternyata juga tersita untuk sekedar urusan dunia. Malam, utamanya dikota kota besar tidak lagi ada bedanya dengan siang, Tetap ramai, tetap sibuk. Lampu lampu kota kini telah menjadi ‘pengganti’ matahari. Malam pun tetap terang benderang, Itulah sebabnya kemudian bermunculan manusia ‘kelelawar’ yang jadwal hidupnya justru terbalik, Di siang hari mereka tidur, malam hari mulai menampakkan tanda tanda kehidupannya bekerja. Tentu saja hal ini menyalahi sunnah, menyelisih fitrah.
Firman Allah,”Dialah yang menjadikan untukmu malam (sebagai) pakaian, dan tidur untuk istirahat, dan Dia menjadikan siang untuk bangun berusaha.” (QS Al Furdan 47 ).
Karena manusia sudah merasa tidak lagi cukup waktunya untuk mencari kehidupan di siang hari saja, maka malam harinya mereka gunakan juga untuk bekerja. Akibatnya jam istirahat berkurang. Apalagi jam untuk tafakkur, mengadakan perenungan, muhasabah (menghitung diri), muroqobah (mendekatkan diri pada Allah), hampir tiada lagi sama sekali. Jangankan shalat malam, sedang shalat Isya saja dikerjakan sambil ngantuk, pikirannya masih tertuju pada lain yang sifatnya keduniaan. Apalagi disaat shalat, TV tidak dimatikan, sebab anak istri sedang menonton, Bagaimana bisa khusyu’ sedang ingat bacaannya sudah kesulitan. Terlebih kini semakin banyak saja acara yang menarik, yang melalaikan manusia dari memikirkan arti hidupnya sendiri. Semestinya sebelum pergi tidur diluangkan waktu sejenak untuk berzikir. Kalau bisa, shalat dua rakaat. Kalau masih bisa, baca Al Qur’an minimal tiga surat terakhir atau tiga Qul, yaitu Qul Huwallahu ahad, Qul a’udzubirabbil falaq, dan Qul a’udzu birabbinnas, lalu ditutup dengan do’a tidur. Tapi alangkah banyaknya orang yang pergi tidur tanpa sengaja. Sambil menonton TV keterusan. Lupa berzikir, lupa shalat, lupa berdo’a ataupun mengadakan perenungan. Malah mengatur posisi tidurnya saja tidak sempat untuk bangun tengah malam apalagi.
Kurangnya mengadakan perenungan berakibat sangat fatal, Manusia tak lagi mengerti untuk apa mereka bekerja. Mereka bekerja sekedar untuk mencari harta. Setelah harta didapat digunakan sekenanya. Tidak ada waktu lagi untuk berfikir, darimana harta didapat.
Tidak ada kesempatan untuk merenung, apakah yang lain juga mendapat, Tak juga sempat menilai, halal atau haram pendapatannya dan sebaliknya digunakan untuk apa saja itu semua. Dalam benaknya hanya ada satu pikiran, pokoknya saya dapat. Mestinya berfikir, darimana didapat, dan kemana dibelanjakan. Orang yang sudah pada taraf seperti ini hidupnya hanyalah sekedar untuk memenuhi hidup. Mereka bekerja, berjuang, berkorban, berdamai dan berperang, hanya untuk hidup, bahkan mereka mempertaruhkan hidupnya sekedar untuk hidup.
Mereka ini disindir Allah dalam firman Nya ”Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia. Mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami ayat ayat Allah. Mereka mempunyai mata, tetapi tidak dimanfaatkan untuk melihat tanda tanda kebesaran Allah, mereka mempunyai telinga, tapi tidak dipakai untuk mendengar ayat ayat Allah. Mereka itu bagai binatang ternak, bahkan lebih sesat lagi, Mereka itulah orang orang yang lalai,” (QS Al A’raaf: 179 ).
Telinga mereka berlubang dan bisa mendengar, tapi tidak mau mendengarkan nasehat, anjuran, perintah dan larangan Dzat yang menciptakan telinga. Inilah yang disebut telinga pasif oleh Allah. Bukan berarti telinga ini tak aktif terhadap yang lain. Begitu musik disetel, nyanyian diperdengarkan, fitnah digunjingkan, telinga itu menjadi normal kembali, Mata mereka juga melek, tapi untuk membaca kalimat Allah mata itu menjadi rabun, malah buta sama sekali, Berbeda bila melihat lenggak lenggok artis, baik di pentas terbuka maupun di layar televisi, mata itu tiba tiba jernih, sejernih kaca TV. Mereka juga punya hati, tapi sekedar gumpalan daging yang terbalut rongga dada, Hati yang
berupa qolb tak lagi mereka punyai, paling tidak sudah lama tak terpakai. Usang, sulit dicari. Jika harus diaktifkan, masih perlu dibersihkan, diservis, bahkan mungkin dibongkar pasang dulu.
“Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan dimintai pertanggungjawabannya.” kata Allah dalam surah Al –israa’ 36.
Sebelum hari pertanggungjawaban itu, sebaiknya kita memanfaatkanya untuk merenung, adakah ketiga tiganya sudah berfungsi sebagaimana yang diharapkan oleh Yang Menciptakan? Atau kita masih beralasan, belum ada waktu untuk merenungkan?
Hadist Qudsi di atas adalah ajakan kepada kita untuk merenungkan sejenak arti hidup kita di dunia ini. Jelas sekali bahwa Allah tidak heran kepada manusia, sebab Dia sendiri yang menciptakan, Redaksi hadist ini dibuat sedemikian rupa, agar lebih komunikatif, agar mudah dicerna dan difahami. Lebih penting lagi, agar mudah menyentuh hati. Soal sentuh menyentuh hati ini bukan perkara sederhana, apalagi untuk ukuran sekarang ini. Bukan Mayat Berjalan orang hidup yang lupa mempersiapkan untuk hari esok, disindir oleh Nabi Muhammad Saw seperti mayat hidup yang sedang berjalan. Artinya, fisiknya hidup, tetapi hatinya telah mati.
Orang yang hatinya mati, bisa kita lihat dari berbagai tanda, Misalnya, mereka tidak peduli ada peringatan Allah atau tidak, Mereka tenang saja melenggang bahkan berjalan dengan sombong di muka bumi. Seolah dia akan bisa hidup selamanya, Orang yang hatinya mati, sering kali tidak bergetar mendengar nama Allah disebut, dan tidak bergeming meski dibacakan ayat ayat Allah. Baginya semua itu seperti tidak ada kaitan sama sekali dengan masa depan, yaitu masa depan yang begitu abadi. Orang yang hatinya mati, tidak pernah merasa bersalah meski tiap hari melanggar aturan Allah. Dia mengira tak ada orang lain yang tahu, dan dikiranya Allah tidak melihatnya. Jika berbuat maksiat, ukurannya hanya dirinya dan orang lain. Sepanjang dirinya suka, dan orang lain tidak melihatnya, dengan serta merta melakukannya. Dan masih banyak lagi tanda tanda orang yang hatinya telah mati. Maka kita hendaknya selalu ingat bahwa diri kita ini bukan mayat sedang berjalan, kita ini memang benar benar hidup sehingga harus mengisi lintasan kehidupan ini dengan penuh perhitungan matang. Kita dengan sadar melangkahkan kaki ke tujuan yang baik, Dengan sadar mengayunkan tangan ke arah yang benar. Kita buka tutup lisan kita dengan kalimat yang baik, benar, dan menyenangkan.
Orang yang jiwanya hidup, perilakunya terkontrol. Hidupnya dinamis, dan dia mempunyai standar dalam mengukur dirinya, Jika merasa salah, maka segera minta ampun, dan jika dirasakan benar, tidak menyombongkan diri. Tidak ada kata terlambat untuk mengubah arah jarum jam kehidupan ini, Kalau selama ini dirasakan arahnya salah, maka segera putar dengan penuh kesadaran ke arah yang benar. Niat dan tekad mendalam untuk menjadi manusia baik hendaknya selalu ditumbuhkan setiap kali bangun tidur. Dan meminta ampun dari segala salah dan khilaf disaat akan tidur. Bisakah?

Ingat Mati Tapi Lupa Diri



Dalam sebuah hadist Qudsi yang cukup panjang, menggelitik hati kita. Alangkah baiknya jika kita simak:
Aku (Allah) heran terhadap orang yang yakin akan datangnya kematian tetapi ia masih membanggakan diri ?
Aku heran terhadap orang yang yakin dengan hari perhitungan (hisab), kenapa ia masih sibuk menimbun harta benda?
Aku heran terhadap orang yang yakin akan masuk pintu kubur, kenapa mereka masih tertawa terbahak bahak?
Aku heran terhadap orang yang yakin terhadap hari akhirat, kenapa mereka masih bersenang senang dan lalai tidak beramal?

Aku heran terhadap orang yang yakin akan lenyapnya dunia ini, kenapa dia masih menambatkan hati kepadanya?
Aku heran terhadap orang alim yang pintar bicara tetapi bodoh dalam paham pengertian.
Aku heran terhadap orang yang sibuk menyelidiki aib orang lain, tetapi lupa cacat/cela dirinya sendiri.
Aku heran terhadap orang yang tahu bahwa Allah memperhatikan tingkah lakunya, mengapa ia masih durhaka kepada Allah?
Aku heran terhadap orang yang mengerti bahwa ia akan mati sendirian dan masuk kubur sendirian, kenapa ia masih asyik bersenda gurau dengan orang banyak?
Tidak ada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah, Muhammad itu benar benar hamba Ku dan rasulKu
Diakui atau tidak, banyak orang yang tidak sempat mengadakan perenungan. Dengan kesibukan yang padat, rasanya sulit mencari waktu yang tepat untuk berpikir mendalam. Hari hari hanya diisi dengan kerja dan kerja. Seakan semua waktu dalam hidup ini habis sekadar untuk mencari nafkah. Kesibukan seperti ini sudah menjadi ciri atau malah menjadi bagian dari kehidupan modern.
Malam hari yang semestinya waktu paling cocok untuk melakukan perenungan ternyata juga tersita untuk sekedar urusan dunia. Malam, utamanya dikota kota besar tidak lagi ada bedanya dengan siang, Tetap ramai, tetap sibuk. Lampu lampu kota kini telah menjadi ‘pengganti’ matahari. Malam pun tetap terang benderang, Itulah sebabnya kemudian bermunculan manusia ‘kelelawar’ yang jadwal hidupnya justru terbalik, Di siang hari mereka tidur, malam hari mulai menampakkan tanda tanda kehidupannya bekerja. Tentu saja hal ini menyalahi sunnah, menyelisih fitrah.
Firman Allah,”Dialah yang menjadikan untukmu malam (sebagai) pakaian, dan tidur untuk istirahat, dan Dia menjadikan siang untuk bangun berusaha.” (QS Al Furdan 47 ).
Karena manusia sudah merasa tidak lagi cukup waktunya untuk mencari kehidupan di siang hari saja, maka malam harinya mereka gunakan juga untuk bekerja. Akibatnya jam istirahat berkurang. Apalagi jam untuk tafakkur, mengadakan perenungan, muhasabah (menghitung diri), muroqobah (mendekatkan diri pada Allah), hampir tiada lagi sama sekali. Jangankan shalat malam, sedang shalat Isya saja dikerjakan sambil ngantuk, pikirannya masih tertuju pada lain yang sifatnya keduniaan. Apalagi disaat shalat, TV tidak dimatikan, sebab anak istri sedang menonton, Bagaimana bisa khusyu’ sedang ingat bacaannya sudah kesulitan. Terlebih kini semakin banyak saja acara yang menarik, yang melalaikan manusia dari memikirkan arti hidupnya sendiri. Semestinya sebelum pergi tidur diluangkan waktu sejenak untuk berzikir. Kalau bisa, shalat dua rakaat. Kalau masih bisa, baca Al Qur’an minimal tiga surat terakhir atau tiga Qul, yaitu Qul Huwallahu ahad, Qul a’udzubirabbil falaq, dan Qul a’udzu birabbinnas, lalu ditutup dengan do’a tidur. Tapi alangkah banyaknya orang yang pergi tidur tanpa sengaja. Sambil menonton TV keterusan. Lupa berzikir, lupa shalat, lupa berdo’a ataupun mengadakan perenungan. Malah mengatur posisi tidurnya saja tidak sempat untuk bangun tengah malam apalagi.
Kurangnya mengadakan perenungan berakibat sangat fatal, Manusia tak lagi mengerti untuk apa mereka bekerja. Mereka bekerja sekedar untuk mencari harta. Setelah harta didapat digunakan sekenanya. Tidak ada waktu lagi untuk berfikir, darimana harta didapat.
Tidak ada kesempatan untuk merenung, apakah yang lain juga mendapat, Tak juga sempat menilai, halal atau haram pendapatannya dan sebaliknya digunakan untuk apa saja itu semua. Dalam benaknya hanya ada satu pikiran, pokoknya saya dapat. Mestinya berfikir, darimana didapat, dan kemana dibelanjakan. Orang yang sudah pada taraf seperti ini hidupnya hanyalah sekedar untuk memenuhi hidup. Mereka bekerja, berjuang, berkorban, berdamai dan berperang, hanya untuk hidup, bahkan mereka mempertaruhkan hidupnya sekedar untuk hidup.
Mereka ini disindir Allah dalam firman Nya ”Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia. Mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami ayat ayat Allah. Mereka mempunyai mata, tetapi tidak dimanfaatkan untuk melihat tanda tanda kebesaran Allah, mereka mempunyai telinga, tapi tidak dipakai untuk mendengar ayat ayat Allah. Mereka itu bagai binatang ternak, bahkan lebih sesat lagi, Mereka itulah orang orang yang lalai,” (QS Al A’raaf: 179 ).
Telinga mereka berlubang dan bisa mendengar, tapi tidak mau mendengarkan nasehat, anjuran, perintah dan larangan Dzat yang menciptakan telinga. Inilah yang disebut telinga pasif oleh Allah. Bukan berarti telinga ini tak aktif terhadap yang lain. Begitu musik disetel, nyanyian diperdengarkan, fitnah digunjingkan, telinga itu menjadi normal kembali, Mata mereka juga melek, tapi untuk membaca kalimat Allah mata itu menjadi rabun, malah buta sama sekali, Berbeda bila melihat lenggak lenggok artis, baik di pentas terbuka maupun di layar televisi, mata itu tiba tiba jernih, sejernih kaca TV. Mereka juga punya hati, tapi sekedar gumpalan daging yang terbalut rongga dada, Hati yang
berupa qolb tak lagi mereka punyai, paling tidak sudah lama tak terpakai. Usang, sulit dicari. Jika harus diaktifkan, masih perlu dibersihkan, diservis, bahkan mungkin dibongkar pasang dulu.
“Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan dimintai pertanggungjawabannya.” kata Allah dalam surah Al –israa’ 36.
Sebelum hari pertanggungjawaban itu, sebaiknya kita memanfaatkanya untuk merenung, adakah ketiga tiganya sudah berfungsi sebagaimana yang diharapkan oleh Yang Menciptakan? Atau kita masih beralasan, belum ada waktu untuk merenungkan?
Hadist Qudsi di atas adalah ajakan kepada kita untuk merenungkan sejenak arti hidup kita di dunia ini. Jelas sekali bahwa Allah tidak heran kepada manusia, sebab Dia sendiri yang menciptakan, Redaksi hadist ini dibuat sedemikian rupa, agar lebih komunikatif, agar mudah dicerna dan difahami. Lebih penting lagi, agar mudah menyentuh hati. Soal sentuh menyentuh hati ini bukan perkara sederhana, apalagi untuk ukuran sekarang ini. Bukan Mayat Berjalan orang hidup yang lupa mempersiapkan untuk hari esok, disindir oleh Nabi Muhammad Saw seperti mayat hidup yang sedang berjalan. Artinya, fisiknya hidup, tetapi hatinya telah mati.
Orang yang hatinya mati, bisa kita lihat dari berbagai tanda, Misalnya, mereka tidak peduli ada peringatan Allah atau tidak, Mereka tenang saja melenggang bahkan berjalan dengan sombong di muka bumi. Seolah dia akan bisa hidup selamanya, Orang yang hatinya mati, sering kali tidak bergetar mendengar nama Allah disebut, dan tidak bergeming meski dibacakan ayat ayat Allah. Baginya semua itu seperti tidak ada kaitan sama sekali dengan masa depan, yaitu masa depan yang begitu abadi. Orang yang hatinya mati, tidak pernah merasa bersalah meski tiap hari melanggar aturan Allah. Dia mengira tak ada orang lain yang tahu, dan dikiranya Allah tidak melihatnya. Jika berbuat maksiat, ukurannya hanya dirinya dan orang lain. Sepanjang dirinya suka, dan orang lain tidak melihatnya, dengan serta merta melakukannya. Dan masih banyak lagi tanda tanda orang yang hatinya telah mati. Maka kita hendaknya selalu ingat bahwa diri kita ini bukan mayat sedang berjalan, kita ini memang benar benar hidup sehingga harus mengisi lintasan kehidupan ini dengan penuh perhitungan matang. Kita dengan sadar melangkahkan kaki ke tujuan yang baik, Dengan sadar mengayunkan tangan ke arah yang benar. Kita buka tutup lisan kita dengan kalimat yang baik, benar, dan menyenangkan.
Orang yang jiwanya hidup, perilakunya terkontrol. Hidupnya dinamis, dan dia mempunyai standar dalam mengukur dirinya, Jika merasa salah, maka segera minta ampun, dan jika dirasakan benar, tidak menyombongkan diri. Tidak ada kata terlambat untuk mengubah arah jarum jam kehidupan ini, Kalau selama ini dirasakan arahnya salah, maka segera putar dengan penuh kesadaran ke arah yang benar. Niat dan tekad mendalam untuk menjadi manusia baik hendaknya selalu ditumbuhkan setiap kali bangun tidur. Dan meminta ampun dari segala salah dan khilaf disaat akan tidur. Bisakah?