Ada ungkapan bahwa sekuntum mawar bisa mewakili perasan seseorang.
Dalam suatu dunia anak muda terkadang mwar dijadikan sebagai lambang
untuk mengungkapkan rasa cinta. Entah darimana asal mulanya kenapa mawar
itu dijadikan sebagai salah satu untuk mengungkapkan perasaan seseorang
yang terdalam dari lubuk hatinya. Bukankah yang namanya mawar itu ada
durinya, meskipun kalo dihirup harum juga baunya.
Kalo tidak hati-hati dalam memegang bunga mawar mungkin kita akan
terluka oleh duri-durinya yang tajam itu. Bahkan bagi orang yang tidak
mengetahui karakteristik mawar mungkin akan dengan sembrononya langsung
memegang mawar tanpa menyadari ada duri tajam pada batang mawar itu.
Apakah mawar itu juga merupakan suatu filosofi juga, yang menerangkan
tentang cinta itu sendiri. Cinta itu tidak hanya manis semata, akan
tetapi ada duri tajam yang mungkin bias merusak manisnya cinta tadi.
Bagi seseorang yang terbuai oleh manisnya cinta mungkin tidak sadar akan
duri yang mungkin bisa menyakiti hatinya.
Dalam alam nyata kehidupan manusia ini, tidak jarang kita mendengar
cerita tentang orang yang putus cinta, orang yang sedih hatinya bahkan
orang yang rela menghilangkan nyawanya gara-gara apa yang dinamakan
cinta. Sungguh luar bisa pengaruh cinta itu bagi kehidupan seseorang.
Namun di sisi lain ada juga cerita orang yang meskipun hujan turun cukup
lebat seseorang yang lagi dimabuk cinta akan rela menunggu kekasihnya
yang akan datang.
Berkaitan dengan masalah cinta, bukan hanya manisnya cinta aja yang akan
kita dapat, akan tetapi segala duri cinta pun otomatis akan melukai
kita juga. Dalam hal ini tidak bisa kita menghilangkan duri-duri dalam
cinta itu, karena hal itu akan merusak keindahan dari cinta itu sendiri.
Begitu pun kalo kita menghilangkan duri-duri dalam bunga mawar yang
semerbak harumnya, akan terasa ada yang hilang dalam bunga mawar itu,
meskipun baunya harum.
Begitu pula dengan kehidupan ini, tak jarang kita menemui sesuatu
yang sangat menyenangkan hati kita bak semerbak harum mawar. Pada
kesempatan lain kita juga menemui kondisi dimana kita merasa terjepit
oleh duri kesulitan yang mengoyak ketenangan batin kita. Kalo tak kuat
kita menghadapinya, maka kita hanya sebagai orang yang merasa sengsara
dalam kehidupan dunia ini.
Untuk hidup di dunia ini, mengacu pada filsafat mawar berduri.
Adakalanya kita merasa senang, adakalanya juga kita terhimpit.
Bagaimanapun keadaan yang menimpa kita, hanya dengan berserah diri pada
Yang Mengusai Kehidupanlah kita akan merasa tentram. Hanya dengan
mengingatNyalah kita akan tetap merasakan manisnya hidup di dunia ini.
Hanya dengan menyadari bahwa hidup itu tidak selalu manis ataupun tidak
selalu pahit kita akan menjadi tenang dalam menjalaninya. Semoga!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar